Archive for Januari 2019
"KRISIS IDENTITAS & PERGERAKAN".
Aku merasa seperti ada yang hilang pada Jati Diri Mahasiswa.
Oleh. Sekertaris Umum DPD IMM Maluku.
Orang Cerdas itu bukan hanya Mengkritisi, Juga bukan Hanya Memberi solusi. Kalau Memberi solusi Lewat Tataran Konsep maka, Kaders Ikatan banyak Orang Cerdas...!
Mempertegas Identitas itu, Bukan hanya Konsep semata atau Sepenggal komentar" Yang selalu Berkoar Muncul di Beranda fb, twetter, Instagram Dll. (Sosial Media). Tapi Yang dibutuhkan adalah Realisasi Konsep dan Nalar Kritis Ilmiah, Dgn Tingkat Kesadaran dan Ketakwaan Kepada Tuhan YME.
"KRISIS IDENTITAS & PERGERAKAN".
Mari kita Rinci, apa itu identitas dan Pergerakan.?
Secara Umum, Identitas, Adalah Tanda, Keberadaan Atau Simbol yang Dapat Dikenal dan memperkenalkan Antara Satu dan Yang lain, Agar di ketahui oleh Khalayak, Secara persoalan maupun Organisatoris atau Kelompok. Dan,
Gerakan Atau Pergerakan Adalah Langkah dan Aktivitas, Serta Tindakan" Baik Secara individual maupun secara Kelompok-kelompok dan Organisatoris yang ada dalam Masyarakat dan Kehidupan Sosial Berbangsa Dan Bernegara.
Mahasiswa atau Pemuda Zaman Now/Era Milenial jangan Sebatas Pergerakan online, Chat, dan Internetan, Kampus, Rumah dan Kampung, Inilah Yang Menjadi Bomerang Kemunduran Peradaban. Kalau Mahasiswa Seperti itu, Maka Apa bedanya dgn Para Pedagang Kaki Lima, Padagang Asongan, Tukang Beca, Dll Yang hidup mereka selalu punya Tujuan dan Aktivitas pergerakan.?
Mahasiswa, Masyarakat-masyarakat
(Tukang Beca, pedagang Kaki Lima, Asongan Tukang Ojek Dll.) Karena Mahasiswa Punya Ilmu.
Mahasiswa Punya Nalar Kritis, Mahasiswa dibekali Ilmu dan pengetahuan, yang berbeda dgn Mereka.
Mahasiswi Memiliki Pengkajian-Pengkajian Secara Ilmiah, dan Punya Pandangan serta Misi yang jauh, (Misi Perubahan).
Mahasiswa Punya Misi Pembangunan, Misi Kemanusiaan, Misi perdamaian, Misi Kesejahteraan dan Misi Menciptakan Peradaban. Inilah yang Menurut saya Berbeda dgn Pergerakan Tukang Beca, Asongan, Tukang Ojek, dan Pedagang Kaki Lima yang ada di Pasar, dan emperan" jalan.
Olehnya itu, secara eksistensi Mahasiswa memiliki Bekal, Dan Segudang Ilmu Pengetahuan, pengalaman dan Modal Sosial yang Begitu Sempurna. Toh, namun dimanakah Realisasi dan Implementasi Kajian kritis dan Implementasi Pergerakan mahasiswa/Pemuda saat ini.!? Kalau hanya sebatas Konsep dan Tataran Narasi" Ilmiah, Kebanyakan Mahasiswa/Pemuda Lebih bisa, bahkan Bisa membuat karya-karya ilmiah. Tapi sampai saat ini, Perubahan juga belum terlihat, tak ada realisasi secara Konkrit dalam Eksistensi Kehidupan Sosial Kemasyarakatan saat ini.
Aku merasa seperti ada yang hilang pada Jati Diri Mahasiswa. Sehingga, menutup Nalar Kritis mereka, Membungkam Epistemologi Ilmiah mereka dan Mengikat Ruang Gerak dan Pergerakan mereka..!!!
Sekelumit Realitas Inilah, Menjadi Tawaran Konsep ALOKATIF sebagai Perangsang dan Penyemangat bagi generasi muda, kaum Milenial dalam Mengaktualisasikan Nilai-nilai Kritis mereka, secara ilmiah dan Kemanusiaan.
Gerakan Alokatif adalah, internalisasi Dari Nilai-nilai Intelektual Kritis dan Ilmiah. Diaplikasikan dan Ditindak Lanjuti dalam Bentuk Pergerakan yang Praksis dan Nyata.
Sehingga ada Solusi-solusi Konkrit yang Mampu Menopang Tantangan dan Dinamika sosial Kemasyarakatan era Milenial/Zaman Now. Sebagai Bentuk Ikhtiar kita dalam Berbangsa Dan bernegara dan Membuktikan kepada Dunia bahwa Mahasiswa dan Pemuda tidak pernah Krisis Identitas.
Fastabiqul Khairat
ANGGUNDALAMMORAL UNGGULDALAMINTELEKTUAL
MERAHMARON *IMMJAYA
Potensi Suburnya Mikroalga Beracun di perairan Teluk Ambon
Oleh:Yuliana
Di Indonesia, kasus serupa telah terjadi misalnya di Teluk Kao dan di Teluk Ambon ditahun
yang lalu. Di desa Latta terjadi keracunan yang membawa korban 33 orang masuk rumah sakit dan delapan anak kecil meninggaI.
Berbagai kasus kematian pada biota laut, keracunan, dan kematian pada manusia telah terjadi di beberapa negara dan di beberapa tempat di Indonesia. Secara menyeluruh di wilayah Asia-Pasifik sampai pertengahan tahun 1994 tercatat sekitar 3.164 korban keracunan dan 148 korban meninggal (Coralles & Maclean 1995).
Nah, maluku bisa dikatakan salah satu daerah perairan dan salah satu daerah upwelling.dimana merupakan daerah perikanan tangkap potensial terdapat diperairan yang mempunyai tingkat kesuburan tinggi. (Nybakke 1992).
masalah matinya hewan ikan diperairan maluku terjadi karena kesuburan plankton/mikroalga yang berlebihan akibat adanya pengkayaan unsur unsur hara dapat menyebabkan kematian masal pada biota laut (shumway 1990,Adnan 1993) .
Adanya mikroalga beracun yang muncul didalam perairan dapat membayakan kehidupan organisme konsumen seperti ikan dan avetebrata, bahkan bisa sampai pada manusia yang kebetulan memakan produk laut yang mengandung racun yang berasal dari mikroalga , Jenis mikroalga yang diketahui beracun ialah jenis Spesies dari "anoxious" yang dapat membahayakan biota laut, akibat terjadinya penurunan oksigen terlarut . Kelompok Mikroalga jenis "Anoxious"
Sifat racunnya yaitu Kurang berbahaya, ledakan bisa terjadi pada kondisi tertentu,bisa berkembang sangat padat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang drastis dan kematian massal pada ikan dan vertebrata.
Beberapa jenisnya ialah Dinoflagellata :Gonyaulax polygramma, Noctiluca scintillans, Scrippsiella trochoidea
Cyanophyta :Trichodesmium eryathraeum.
Dari kelompok ini yang sering ditemukan di Indonesia adalah Trichadesmium erythraeum, saIah satu spesies dari Cyanophyta / Cyanobacterium.
Cyanobacterium ini sewaktu-waktu dapat melimpah di perairan karena kondisi unsur hara yang berlebihan dan dapat mengikat unsur nitrogen secara langsung dari udara.
Di Indonesia, kasus serupa telah terjadi misalnya di Teluk Kao dan di Teluk Ambon ditahun
yang lalu. Di desa Latta terjadi keracunan yang membawa korban 33 orang masuk rumah sakit dan delapan anak kecil meninggaI.
Berbagai kasus kematian pada biota laut, keracunan, dan kematian pada manusia telah terjadi di beberapa negara dan di beberapa tempat di Indonesia. Secara menyeluruh di wilayah Asia-Pasifik sampai pertengahan tahun 1994 tercatat sekitar 3.164 korban keracunan dan 148 korban meninggal (Coralles & Maclean 1995).
Nah, maluku bisa dikatakan salah satu daerah perairan dan salah satu daerah upwelling.dimana merupakan daerah perikanan tangkap potensial terdapat diperairan yang mempunyai tingkat kesuburan tinggi. (Nybakke 1992).
masalah matinya hewan ikan diperairan maluku terjadi karena kesuburan plankton/mikroalga yang berlebihan akibat adanya pengkayaan unsur unsur hara dapat menyebabkan kematian masal pada biota laut (shumway 1990,Adnan 1993) .
Adanya mikroalga beracun yang muncul didalam perairan dapat membayakan kehidupan organisme konsumen seperti ikan dan avetebrata, bahkan bisa sampai pada manusia yang kebetulan memakan produk laut yang mengandung racun yang berasal dari mikroalga , Jenis mikroalga yang diketahui beracun ialah jenis Spesies dari "anoxious" yang dapat membahayakan biota laut, akibat terjadinya penurunan oksigen terlarut . Kelompok Mikroalga jenis "Anoxious"
Sifat racunnya yaitu Kurang berbahaya, ledakan bisa terjadi pada kondisi tertentu,bisa berkembang sangat padat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang drastis dan kematian massal pada ikan dan vertebrata.
Beberapa jenisnya ialah Dinoflagellata :Gonyaulax polygramma, Noctiluca scintillans, Scrippsiella trochoidea
Cyanophyta :Trichodesmium eryathraeum.
Dari kelompok ini yang sering ditemukan di Indonesia adalah Trichadesmium erythraeum, saIah satu spesies dari Cyanophyta / Cyanobacterium.
Cyanobacterium ini sewaktu-waktu dapat melimpah di perairan karena kondisi unsur hara yang berlebihan dan dapat mengikat unsur nitrogen secara langsung dari udara.